Rabu, 20 Mei 2015

makalah Pengelolaan Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar


Daftar isi
Kata pengantar

1.      A.Pengelolaan pembelajaran..................................................2

2.      B.Pengelolaan guru.................................................................4

3.      C.Pengeloaan pembelajaran...................................................6

4.      D.Pengelolaan lingkungan kelas............................................9

5.      E.Pengembangan sumber dan bahan pelajaran.................11

Kesimpulan dan saran....................................................................13

Daftar pustaka.................................................................................14


Pengelolaan Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar
A. Pengelolaan siswa
didalam Kamus Besar Bahasa Indonisia ( KBBI) pengelolaan siswa, yaitu; Pengelolaan adalah  Proses atau cara, melakukan kegiatan tertentu, Siswa  Seseorang yang belajar di tingkat dasar dan menengah. Kesimpulannya,Pengelolaan Siswa adalah Tatacara seorang guru dalam melakukan kegiatan kepada siswa.

1.     Masalah Siswa
Untuk memecakan masalah siswa, guru harus memahami permasalahan yang dialami siswa. adapun cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar dapat memahi permasalahan siswa adalah :

1.   Hadapi siswa dengan tenang, maksudnya seseorang guru dalam menghadapi siswa haruslah tenang, jangan sampai tegang, kerena apabila seorang guru tegang atau grogi  dalam menghadapi siswa, maka siswa akan memperolok-olokkan guru. Rasa menghargai guru akan hilang bagi seorang siswa.
2.  Tidak berprasangka buruk pada siswa dan berlaku adil, seorang guru atau pendidik tidak boleh berprangsangka buruk kepada siswa, karena bisa jadi prasangka seorang guru terhadap siswa itu tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang dialami siswa.
3. Dapat memyembunyikan perasaan yang sesungguhnya terhadap siswa, seorang guru harus bisa memyembunyikan perasaan yang sedang dialraminya kepada siswa agar tidak mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlansung.
4.   Guru harus bisa memandang sama pada siswa, seorang guru harus bisa memandang sama siswanya, tidak membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh, siswa yang kaya dengan siswa yang miskin agar tidak terjadi kecemburuan sosial.
5.   Kosisten, seorang guru harus kosisten dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang peendidik. Apa yang menjadi tanggung jawab seorang guru harus konsisten dilakukan agar tidak menyalahi kode etik profesi guru.

Dengan cara diatas  yang dapat digunakan oleh guru dalam pemecahan masalah siswa maka, akan dapat tercipta hubungan yang baik anatara guru dan siswa. Sehingga akan berujung terciptanya kelas yang kondusif, dan suasana belajar yang nyaman serta efektif dan efisien.

2.     Pemecahan Masalah

 Pemecahan masalah merupakan proses mental yang meliputi tiga aspek besar yaitu menemukan, merumuskan, menerapkkan solusi masalah. Pemecahana masalah merupakan fungsi intelektual paling kompleks dari semua fungsi intelektual tinggi manusia atau proses kognitif yang memerlukan kontrol dan keterampilan fundamental.
Adapun langkah-langkah pemecahan masalah atau tahapan pemecahan masalah  antara lain :

1.      Mengidentifikasi dan mendefinisikan  Masalah
Proses memecahkan masalah sebaiknya diawali dengan mendefinisikan masalah yang ingin dipecahkan. kita perlu memutuskan apa yang ingin kita capai dan menuliskannya. Langkah menuliskan masalah  memaksa kita untuk berpikir tentang apa yang sebenarnya kita juga menuliskan cara untuk memecahkan merumuskan apa sesungguhnya yang ingin kita capai.

2.      Menganalisis Masalah
Langkah berikutnya dalam proses menganalisis,  di mana kita sesungguhnya sekarang? Apa yang ingin kita capai? Apa sesungguhnya yang menyebabkan kita punya masalah? Memahami “dari mana masalah itu datang?” Apakah masalah itu relevan dengan perkembangan kehidupan  saat ini?. Apakah kita memiliki perangkat kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi solusi?  atau Tahukah kita  bahwa ide itu dapat dikerjakan? Apakah kita dapat memprediksi waktu yang dihabiskan untuk memecahkan masalah itu? Berapa lama?.

3. Merumuskan Alternatif Solusi Pemecahan Masalah
Bila Anda telah menemukan masalah yang sebenarnya ingin Anda pecahkan, maka langkah selanjutnya pikirkan apa yang harus “ Anda lakukan?” Berpa banyak kemungkinannya?   Pada tahap ini Anda harus berkonsentrasi untuk menghasilkan banyak solusi. Semakin banyak pilihan semakin banyak informasi yang Anda dapatkan.  Di sini harus memperlakukan setiap ide untuk dipertimbangkan.

B.Pengelolaan Guru
Ada beberapa permasalahan yang muncul berkaitan dengan pengelolaan guru, yang antara lain sebagai berikut.
  1. Proses penempatan guru yang tidak terarah, tidak adil dan tidak proporsional. Kenyataan yang dihadapi banyak guru yang berada di daerah terpencil tidak memiliki masa depan, baik bagi pengembangan karirnya maupun kesehatan rohani dan jasmaninya. Dihapuskannya program rotasi semakin menjadikan ciut semangat guru untuk meningkatkan profesionalismenya, karena dalam benaknya sudah merasa bahwa sampai pensiun dia tetap berada di sekolah tersebut.
  2. Rasio jumlah guru terhadap jumlah peserta didik semakin tidak seimbang. Adanya sekolah yang kelebihan guru, namun di sisi lain masih banyak sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Sekolah yang kelebihan guru timbul ’rebutan’ jam mengajar untuk mencapai ketentuan minimal memperoleh tunjangan profesi. Bahkan ada yang menerapkan team teaching. Sedangkan sekolah yang kekurangan guru terpaksa mengangkat guru honorer/guru tidak tetap (GTT) yang gajinya jauh di bawah upah minimum.
  3. Masih ada guru yang memiliki job di sektor lain. Seringkali diketahui kelas dalam keadaan tanpa guru, karena guru hanya meninggalkan tugas dan melaksanakan tugas di sektor lain. Hal ini masih terjadi karena tidak ada waskat (pengawasan melekat) dari kepala sekolah.
  4. Menumpuknya guru pada pangkat IV/a. Kebanyakan kenaikan pangkat guru akan berhenti alias ’mentok’, karena tidak menghasilkan karya ilmiah ’secuilpun’. Yang mengejutkan, di sejumlah daerah ada beberapa guru yang berhasil mencapai pangkat IV/b, akan tetapi proses pancapaiannya ’tidak halal’, karena menggunakan PAK (penetapan angka kredit) palsu.
Solusi
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah:
  1. Pemangku kepentingan (pemerintah pusat dan daerah) mengkaji ulang kebutuhan riil guru di lapangan. Jangan memaksakan membuka lowongan guru jika memang tidak diperlukan (zero growth). Baik pengangkatan reguler (pendaftaran baru) maupun penegerian dari guru honorer. Dihidupkannya kembali sistem rotasi guru untuk memberikan kesempatan bagi guru yang berprestasi dan memberikan hukuman bagi yang melakukan pelanggaran untuk efek jera.
  2. Pemangku kepentingan melakukan evaluasi akhir tahun ajaran untuk mengetahui rasio jumlah guru terhadap jumlah peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Jika memang ada kelebihan guru di suatu sekolah segera lakukan mutasi ke sekolah lain yang kekurangan. Jika terpaksa tidak ada mutasi maka sekolah yang kelebihan guru dapat menerapkan team teaching dengan bentuk kolaborasi berupa lesson study ataupun class action research (penelitian tindakan kelas). Jadi bukan ’kucing-kucingan’ seperti yang selama ini terjadi.
  3. Pemangku kepentingan melakukan kajian yang mendalam dalam pengangkatan jabatan kepala sekolah. Sehingga yang terpilih menjadi kepala sekolah adalah benar-benar dari guru profesional yang berkualitas, bukan karena nepotisme atau sekedar memperpanjang usia pensiun dari jabatan struktural. Dengan harapan ketika bertugas selalu mengutamakan tugas pokok dan fungsinya.
  4. Dengan melakukan langkah nomor 2., maka permasalahan no 4. akan teratasi, karena hasil lesson study ataupun class action research dapat dituangkan sebagai karya tulis berbentuk laporan penelitian.
C.Pengolaan Pembelajaran
Pengertaian Pengelolaan Pembelajaran
            Dalam struktur berbasis kompetensi tingkat satuan pendidikan, kegiatan merupakan salah satu komponen yang harus ada, selain kurikulum dan hasil belajar penilaian ber basis kelas dan pengelolaan kurikulum berbasis madrasah, kegiatan pengeolaan pembelajaran merupakan gagasan-gagasan pokok tentang kegiatan pembelajaran yang akan dijadikan sebagai pedoman untuk tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan serta memuat gagasan-gagasan pedagogis dan andra gogis untukmengelola pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien
1.      Prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran.
            Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam rangka membangun makna atau pemahaman karenanya dalam pembelajaran guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan potensi dan otoritas yang dimiliknya, untuk membangun suatu gugusan, pencapaian keberhasilan belajar tidak hanya menjadi tanggungjawab siswa, tetapi guru ikut bertanggungjawab untuk menciptakan motivasi yang mendorong prakarsa motivasi siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan sepanjang hayat, oleh karena itu, dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, guru harus memperhatikan beberapa prinsi, kegiatan pembelajaran sebagai berikut:



a. Berpusat pada siswa
Setiap siswa pada dasarnya berbeda, dan telah ada dalam dirinya minat (Interest) kemampuan (Ability), kesenagan (Preference), pengalaman (Experience), dan cara belajar (Learning Style) yang beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
b. Pembalikan makna belajar
Dalam konsep tradisional belajar hanyalah diartikan penerimaan informasi oleh peserta didik dan sumber belajar dalam hal ini guru, dalam kurikulum berbasis kompetensi makna belajar tersebut harus dibalik dimana belajar diartikan merupakan proses aktivasi dan kegiatan siswa dalam membangun pengetsahuan dan pemahaman terhadap informasi atau pengalaman.
c. Belajar dengan melakukan
Pada hakikatnya dalam kegiatan belajar siswa melakukan aktivitas-aktivitas. Aktivitas siswa akan sangat ideal bila dilakukan dalam kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan menemukan, serta mempraktekannya sendiri.
d. Mengembngakan kemampuan sosilal kognitip dan emosional
Dalam kegaiatan pemelajar siswa siswa harus dikondisikan dalam suasana interaksi dengan orang lain seperti antara siswa dengan guru.
e. Mengembangkan keingintahuan dan fitrah bertahun
Manusia terlahir memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi yang dimiliki siswa merupakan modal dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif.
f. Mengembangkan pemecahan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang akan dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang harus dipecahkan.
g. Mengembangkan kreatifitas siswa
Siswa memiliki potensi yang ber berbeda perbedaan itu terlihat dalam pola pikir daya imajinasi fantasi dan hasil karyanya karena itu, kegiatan pembelajaran perlu dipilih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kegiatan kreasi secara berkesinambungan dalam rangka mengembngakan kreatifitas siswa.
h. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang diproduksi manusia dapat dimanfaatkan oleh manusia pada umumnya serta siswa pada khususnya. Siswa perlu mengenal dan mampu menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini serta tidak gagap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
i. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik
dalam kegiatan pembelajaran siswa perlu diberikan wawasan nilai-nilai sosial kemasyarakatan, patriotisme dan semangat cinta tanah air yang dapat membekali siswa agar menjadi warga Negara yang bertanggung jawab serta memiliki semangat nasionalisme dan kebangsaan.
j. Belajar sepanjang hayat
Belajar sepanjang hayat sangat diperlukan karena dunia pada dasarnya terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan terutama dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut manusia untuk belajar dan terus belajar agar dapat mengerti dan memahami serta menguasainya.
k. Perpaduan kemandirian dan kerjasama
Kompetisi yang sehat, kerjasama dan solidaritas perlu dikembangkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan pemberian tugas-tugas individu untuk menumbuhkan kemandirian dan semangat kompetensi maupun tugas kelompok untuk menumbuhkan kerjasama dan solidaritas.
D.pengelolaan lingkungan kelas
a.        Pengertian Pengelolaan Kelas Menurut Para Ahli

Memandang bahwa pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif. Dalam kaitan ini tugas guru ialah menciptakan dan memelihara ketertiban suasana kelas. Penggunaan disiplin amat diutamakan. Menurut pandangan ini istilah pengelolaan kelas dan disiplin kelas dipakai sebagai sinonim. Secara lebih khusus, definisi pertama ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.

b.        Komponen Komponen Pengelolaaan Kelas

  Kondisi dan Situasi Belajar yang Mendukung
   KONDISI FISIK
1.    Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
-       Jenis Kegiatan (didalam kelas / di ruang Praktikum )
-       Jumlah Siswa yang melakukan kegiatan

2.    Pengaturan tempat duduk
-       Berbaris
-       Pengelompokan / individu
-       Membentuk setengah lingkaran / lingkaran penuh
-       Berbentuk Lingkaran
-       Ruang kelas yang normal



3.    Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa anatara lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.

4.    Pengaturan penyimpanan barang – barang
Penyimpanan barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai, dan diatur sedemikian rupa sehingga barang – barang tersebut segera dapat digunakan

b.Indikator Pengalolaan Kelas Yang Berhasil
Ada beberapa indicator yang bisa digunakan sebagai tolak ukur bahwa pengelolaan kelas dapat dikatakan berhasil adalah sebagai berikut :
1.        Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
2.        Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
3.        Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
4.        Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5.        Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain)
6.        Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa dipelajari

Dalam prosesnya ada juga guru yang belum pandai dalam mengelola kelas, sehingga tujuan pembelajarannya tidak bisa tercapai. Disini akan dijelaskan hal-hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak :
1.      Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama setahun penuh.
2.      Guru yang efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan prosedur.

E.Pengembangan Sumber dan Bahan Pelajaran
  1. Pengertian Sumber Belajar
Istilah sumber belajar (learning resource) dan bahan ajar (teaching-materia) memang sudah tidak asing di telinga kita. Berikut ada beberapa devinisi sumber belajar dan bahan ajar, yaitu :
Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Dan menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT (Suratno) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanyadalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.
Sudjana (Suratno), menuliskan bahwa pengertian Sumber Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahakan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tujuan sumber belajar
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang bertujauan dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Bertolak dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa  sumber belajar adalah tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi yamg dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku

2. Tujuan Bahan Ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bertujuan harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. (Ibu kota Negara RI adalah Jakart; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945). Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya).
Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan “jika..maka….”, misalnya “Jika logam dipanasi maka akan memuai”, rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi proses belajar akan mempengaruhi bahan yang dipelajari, proses yang dilaksanakan dan hasil yang diinginkan. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam belajar. Prses pembelajaran yang dituntut kurikulum saat ini adalah proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh aktifitas siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Untuk menunjang proses pembelajaran, bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan pembelajaran. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga memungkinkan siswa untuk belajar. Bentuk bahan ajar yang digunakan bahan ajar cetak, Audio Visual, multimedia, audio dan visual.

B.Saran

Guru harus senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para mahasiswa serta guru harus selalu mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu masih diingat kelak oleh subjek belajar.









DAFTAR PUSTAKA
http://vanhellsink.blogspot.com/2010/12/contoh-makalah-pengembangan-bahan-ajar.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar