Daftar isi
Kata pengantar
1. A.Pengelolaan
pembelajaran..................................................2
2. B.Pengelolaan
guru.................................................................4
3. C.Pengeloaan
pembelajaran...................................................6
4. D.Pengelolaan
lingkungan kelas............................................9
5. E.Pengembangan
sumber dan bahan pelajaran.................11
Kesimpulan dan saran....................................................................13
Daftar pustaka.................................................................................14
Pengelolaan
Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar
A. Pengelolaan
siswa
didalam Kamus
Besar Bahasa Indonisia ( KBBI) pengelolaan siswa, yaitu; Pengelolaan
adalah Proses atau cara,
melakukan kegiatan tertentu, Siswa
Seseorang yang belajar di tingkat dasar dan menengah. Kesimpulannya,Pengelolaan
Siswa adalah Tatacara seorang guru dalam melakukan kegiatan kepada siswa.
1.
Masalah Siswa
Untuk memecakan
masalah siswa, guru harus memahami permasalahan yang dialami siswa. adapun cara
yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar dapat memahi permasalahan siswa
adalah :
1. Hadapi
siswa dengan tenang, maksudnya seseorang guru dalam menghadapi siswa haruslah
tenang, jangan sampai tegang, kerena apabila seorang guru tegang atau
grogi dalam menghadapi siswa, maka siswa
akan memperolok-olokkan guru. Rasa menghargai guru akan hilang bagi seorang
siswa.
2. Tidak
berprasangka buruk pada siswa dan berlaku adil, seorang guru atau pendidik
tidak boleh berprangsangka buruk kepada siswa, karena bisa jadi prasangka
seorang guru terhadap siswa itu tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang
dialami siswa.
3. Dapat
memyembunyikan perasaan yang sesungguhnya terhadap siswa, seorang guru harus
bisa memyembunyikan perasaan yang sedang dialraminya kepada siswa agar tidak
mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlansung.
4. Guru
harus bisa memandang sama pada siswa, seorang guru harus bisa memandang sama
siswanya, tidak membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh,
siswa yang kaya dengan siswa yang miskin agar tidak terjadi kecemburuan sosial.
5.
Kosisten, seorang guru harus kosisten dengan apa yang seharusnya dilakukan
seorang peendidik. Apa yang menjadi tanggung jawab seorang guru harus konsisten
dilakukan agar tidak menyalahi kode etik profesi guru.
Dengan cara diatas yang dapat digunakan oleh guru dalam
pemecahan masalah siswa maka, akan dapat tercipta hubungan yang baik anatara
guru dan siswa. Sehingga akan berujung terciptanya kelas yang kondusif, dan
suasana belajar yang nyaman serta efektif dan efisien.
2.
Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses
mental yang meliputi tiga aspek besar yaitu menemukan, merumuskan, menerapkkan
solusi masalah. Pemecahana masalah merupakan fungsi intelektual paling kompleks
dari semua fungsi intelektual tinggi manusia atau proses kognitif yang
memerlukan kontrol dan keterampilan fundamental.
Adapun langkah-langkah pemecahan masalah atau tahapan pemecahan masalah antara lain :
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan Masalah
Proses memecahkan masalah sebaiknya diawali dengan
mendefinisikan masalah yang ingin dipecahkan. kita perlu memutuskan apa yang ingin kita capai dan menuliskannya. Langkah
menuliskan masalah memaksa kita untuk berpikir tentang apa yang
sebenarnya kita
juga menuliskan cara untuk memecahkan merumuskan apa sesungguhnya yang ingin kita capai.
2. Menganalisis Masalah
Langkah berikutnya dalam proses menganalisis, di mana kita sesungguhnya sekarang? Apa yang
ingin kita capai? Apa sesungguhnya yang
menyebabkan kita
punya masalah? Memahami “dari mana masalah itu datang?” Apakah masalah itu
relevan dengan perkembangan kehidupan saat ini?. Apakah kita memiliki perangkat kriteria yang
digunakan untuk mengevaluasi solusi? atau Tahukah kita bahwa ide itu dapat
dikerjakan? Apakah kita dapat memprediksi waktu yang dihabiskan untuk memecahkan
masalah itu? Berapa lama?.
3.
Merumuskan Alternatif Solusi Pemecahan Masalah
Bila Anda telah menemukan masalah
yang sebenarnya ingin Anda pecahkan, maka langkah selanjutnya pikirkan apa yang
harus “ Anda lakukan?” Berpa banyak kemungkinannya? Pada tahap ini
Anda harus berkonsentrasi untuk menghasilkan banyak solusi. Semakin banyak
pilihan semakin banyak informasi yang Anda dapatkan. Di sini harus
memperlakukan setiap ide untuk dipertimbangkan.
B.Pengelolaan
Guru
Ada
beberapa permasalahan yang muncul berkaitan dengan pengelolaan guru, yang
antara lain sebagai berikut.
- Proses penempatan guru yang tidak terarah, tidak adil dan tidak proporsional. Kenyataan yang dihadapi banyak guru yang berada di daerah terpencil tidak memiliki masa depan, baik bagi pengembangan karirnya maupun kesehatan rohani dan jasmaninya. Dihapuskannya program rotasi semakin menjadikan ciut semangat guru untuk meningkatkan profesionalismenya, karena dalam benaknya sudah merasa bahwa sampai pensiun dia tetap berada di sekolah tersebut.
- Rasio jumlah guru terhadap jumlah peserta didik semakin tidak seimbang. Adanya sekolah yang kelebihan guru, namun di sisi lain masih banyak sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Sekolah yang kelebihan guru timbul ’rebutan’ jam mengajar untuk mencapai ketentuan minimal memperoleh tunjangan profesi. Bahkan ada yang menerapkan team teaching. Sedangkan sekolah yang kekurangan guru terpaksa mengangkat guru honorer/guru tidak tetap (GTT) yang gajinya jauh di bawah upah minimum.
- Masih ada guru yang memiliki job di sektor lain. Seringkali diketahui kelas dalam keadaan tanpa guru, karena guru hanya meninggalkan tugas dan melaksanakan tugas di sektor lain. Hal ini masih terjadi karena tidak ada waskat (pengawasan melekat) dari kepala sekolah.
- Menumpuknya guru pada pangkat IV/a. Kebanyakan kenaikan pangkat guru akan berhenti alias ’mentok’, karena tidak menghasilkan karya ilmiah ’secuilpun’. Yang mengejutkan, di sejumlah daerah ada beberapa guru yang berhasil mencapai pangkat IV/b, akan tetapi proses pancapaiannya ’tidak halal’, karena menggunakan PAK (penetapan angka kredit) palsu.
Solusi
Solusi
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah:
- Pemangku kepentingan (pemerintah pusat dan daerah) mengkaji ulang kebutuhan riil guru di lapangan. Jangan memaksakan membuka lowongan guru jika memang tidak diperlukan (zero growth). Baik pengangkatan reguler (pendaftaran baru) maupun penegerian dari guru honorer. Dihidupkannya kembali sistem rotasi guru untuk memberikan kesempatan bagi guru yang berprestasi dan memberikan hukuman bagi yang melakukan pelanggaran untuk efek jera.
- Pemangku kepentingan melakukan evaluasi akhir tahun ajaran untuk mengetahui rasio jumlah guru terhadap jumlah peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Jika memang ada kelebihan guru di suatu sekolah segera lakukan mutasi ke sekolah lain yang kekurangan. Jika terpaksa tidak ada mutasi maka sekolah yang kelebihan guru dapat menerapkan team teaching dengan bentuk kolaborasi berupa lesson study ataupun class action research (penelitian tindakan kelas). Jadi bukan ’kucing-kucingan’ seperti yang selama ini terjadi.
- Pemangku kepentingan melakukan kajian yang mendalam dalam pengangkatan jabatan kepala sekolah. Sehingga yang terpilih menjadi kepala sekolah adalah benar-benar dari guru profesional yang berkualitas, bukan karena nepotisme atau sekedar memperpanjang usia pensiun dari jabatan struktural. Dengan harapan ketika bertugas selalu mengutamakan tugas pokok dan fungsinya.
- Dengan melakukan langkah nomor 2., maka permasalahan no 4. akan teratasi, karena hasil lesson study ataupun class action research dapat dituangkan sebagai karya tulis berbentuk laporan penelitian.
C.Pengolaan Pembelajaran
Pengertaian Pengelolaan Pembelajaran
Dalam
struktur berbasis kompetensi tingkat satuan pendidikan, kegiatan merupakan
salah satu komponen yang harus ada, selain kurikulum dan hasil belajar
penilaian ber basis kelas dan pengelolaan kurikulum berbasis madrasah, kegiatan
pengeolaan pembelajaran merupakan gagasan-gagasan pokok tentang kegiatan
pembelajaran yang akan dijadikan sebagai pedoman untuk tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan serta memuat gagasan-gagasan
pedagogis dan andra gogis untukmengelola pembelajaran agar berjalan secara
efektif dan efisien
1.
Prinsip-prinsip pengelolaan
pembelajaran.
Belajar
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam rangka membangun makna atau
pemahaman karenanya dalam pembelajaran guru perlu memberikan motivasi kepada
siswa untuk menggunakan potensi dan otoritas yang dimiliknya, untuk membangun
suatu gugusan, pencapaian keberhasilan belajar tidak hanya menjadi
tanggungjawab siswa, tetapi guru ikut bertanggungjawab untuk menciptakan
motivasi yang mendorong prakarsa motivasi siswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan sepanjang hayat, oleh karena itu, dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran, guru harus memperhatikan beberapa prinsi, kegiatan
pembelajaran sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa
Setiap siswa pada dasarnya berbeda,
dan telah ada dalam dirinya minat (Interest) kemampuan (Ability), kesenagan
(Preference), pengalaman (Experience), dan cara belajar (Learning Style) yang
beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
b. Pembalikan makna belajar
Dalam konsep tradisional belajar
hanyalah diartikan penerimaan informasi oleh peserta didik dan sumber belajar
dalam hal ini guru, dalam kurikulum berbasis kompetensi makna belajar tersebut
harus dibalik dimana belajar diartikan merupakan proses aktivasi dan kegiatan
siswa dalam membangun pengetsahuan dan pemahaman terhadap informasi atau
pengalaman.
c. Belajar dengan melakukan
Pada hakikatnya dalam kegiatan
belajar siswa melakukan aktivitas-aktivitas. Aktivitas siswa akan sangat ideal
bila dilakukan dalam kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk
mencari dan menemukan, serta mempraktekannya sendiri.
d. Mengembngakan kemampuan sosilal kognitip dan emosional
Dalam kegaiatan pemelajar siswa
siswa harus dikondisikan dalam suasana interaksi dengan orang lain seperti
antara siswa dengan guru.
e. Mengembangkan keingintahuan dan fitrah bertahun
Manusia terlahir memiliki rasa ingin
tahu dan imajinasi yang dimiliki siswa merupakan modal dasar untuk bersikap
peka, kritis, mandiri, dan kreatif.
f. Mengembangkan pemecahan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari setiap
orang akan dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang harus dipecahkan.
g. Mengembangkan kreatifitas siswa
Siswa memiliki potensi yang ber
berbeda perbedaan itu terlihat dalam pola pikir daya imajinasi fantasi dan
hasil karyanya karena itu, kegiatan pembelajaran perlu dipilih dan dirancang
agar memberikan kesempatan dan kegiatan kreasi secara berkesinambungan dalam
rangka mengembngakan kreatifitas siswa.
h. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi
mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Agar ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diproduksi manusia dapat dimanfaatkan oleh manusia pada umumnya serta
siswa pada khususnya. Siswa perlu mengenal dan mampu menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi sejak dini serta tidak gagap terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi.
i. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik
dalam kegiatan pembelajaran siswa
perlu diberikan wawasan nilai-nilai sosial kemasyarakatan, patriotisme dan
semangat cinta tanah air yang dapat membekali siswa agar menjadi warga Negara
yang bertanggung jawab serta memiliki semangat nasionalisme dan kebangsaan.
j. Belajar sepanjang hayat
Belajar sepanjang hayat sangat diperlukan
karena dunia pada dasarnya terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan
terutama dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut manusia untuk
belajar dan terus belajar agar dapat mengerti dan memahami serta menguasainya.
k. Perpaduan kemandirian dan kerjasama
Kompetisi yang sehat, kerjasama dan
solidaritas perlu dikembangkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan
pemberian tugas-tugas individu untuk menumbuhkan kemandirian dan semangat
kompetensi maupun tugas kelompok untuk menumbuhkan kerjasama dan solidaritas.
D.pengelolaan
lingkungan kelas
a.
Pengertian Pengelolaan Kelas Menurut
Para Ahli
Memandang bahwa pengelolaan kelas sebagai proses untuk
mengontrol tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif. Dalam kaitan
ini tugas guru ialah menciptakan dan memelihara ketertiban suasana kelas.
Penggunaan disiplin amat diutamakan. Menurut pandangan ini istilah pengelolaan
kelas dan disiplin kelas dipakai sebagai sinonim. Secara lebih khusus, definisi
pertama ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru
untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.
b. Komponen Komponen Pengelolaaan Kelas
Kondisi dan Situasi Belajar yang Mendukung
KONDISI FISIK
1. Ruangan tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar
-
Jenis
Kegiatan (didalam kelas / di ruang Praktikum )
-
Jumlah
Siswa yang melakukan kegiatan
2. Pengaturan tempat duduk
-
Berbaris
-
Pengelompokan
/ individu
-
Membentuk
setengah lingkaran / lingkaran penuh
-
Berbentuk
Lingkaran
-
Ruang
kelas yang normal
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi
harus cukup menjamin kesehatan siswa anatara lain jendela yang cukup besar agar
cahaya matahari masuk dan udara sehat.
4. Pengaturan penyimpanan barang –
barang
Penyimpanan
barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai, dan diatur
sedemikian rupa sehingga barang – barang tersebut segera dapat digunakan
b.Indikator Pengalolaan Kelas Yang Berhasil
Ada beberapa indicator yang bisa digunakan sebagai
tolak ukur bahwa pengelolaan kelas dapat dikatakan berhasil adalah sebagai
berikut :
1.
Guru
mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
2.
Sebagai
guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
3.
Guru
mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi
contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan
dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis
misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur
kelas bukan peraturan kelas.
4.
Guru
melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab
prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5.
Guru tidak
mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.(stiker,
penghilangan hak siswa dan lain-lain)
6.
Guru
mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin
bisa dipelajari
Dalam
prosesnya ada juga guru yang belum pandai dalam mengelola kelas, sehingga
tujuan pembelajarannya tidak bisa tercapai. Disini akan dijelaskan hal-hal yang
membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak :
1. Guru yang kurang berhasil
menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung mengajarkan
subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama setahun penuh.
2. Guru yang efektif menghabiskan dua
minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan prosedur.
E.Pengembangan Sumber
dan Bahan Pelajaran
- Pengertian Sumber Belajar
Istilah sumber belajar (learning
resource) dan bahan ajar (teaching-materia) memang sudah tidak asing
di telinga kita. Berikut ada beberapa devinisi sumber belajar dan bahan ajar,
yaitu :
Menurut Association for
Educational Communications and Technology (AECT), sumber belajar adalah
segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara
terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Dan
menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT sumber
belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar menurut AECT
(Suratno) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara
terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanyadalam situasi informasi, untuk
memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik dan tata tempat.
Sudjana (Suratno), menuliskan bahwa
pengertian Sumber Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas.
Pengertian secara sempit diarahakan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara
luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses
belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tujuan sumber belajar
Sumber belajar ditetapkan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang
bertujauan dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari
kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format
perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh
siswa ataupun guru. Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan
sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung
informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku.
Bertolak dari beberapa definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi yamg dapat
digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku
2. Tujuan Bahan Ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang bertujuan harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Termasuk jenis materi fakta adalah
nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. (Ibu
kota Negara RI adalah Jakart; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945).
Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau
bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada
sandaran dan lengan-lengannya).
Termasuk materi prinsip adalah
dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang
menggambarkan “jika..maka….”, misalnya “Jika logam dipanasi maka akan memuai”,
rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.
Ditinjau dari pihak guru, materi
pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran.
Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian
belajar.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.Kesimpulan
A.Kesimpulan
Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi proses belajar akan mempengaruhi bahan yang dipelajari, proses yang dilaksanakan dan hasil yang diinginkan. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam belajar. Prses pembelajaran yang dituntut kurikulum saat ini adalah proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh aktifitas siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Untuk menunjang proses pembelajaran, bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan pembelajaran. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga memungkinkan siswa untuk belajar. Bentuk bahan ajar yang digunakan bahan ajar cetak, Audio Visual, multimedia, audio dan visual.
B.Saran
Guru harus senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para mahasiswa serta guru harus selalu mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu masih diingat kelak oleh subjek belajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://vanhellsink.blogspot.com/2010/12/contoh-makalah-pengembangan-bahan-ajar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar